SEMINAR INDONESIAN CIVIL and ENVIRONMENTAL FESTIVAL 2015

Pembukaan dibuka oeh keynote speaker oleh Ir. Sigit Relianto. Dalam seminar ini beliau menyampaikan bahwa Ecovillage merupakan suatu usaha yang dilakukan masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan untuk mengintegrasikan sebuah lingkungan sosial yang mendukung dengan cara hidup yang tidak banyak mempengaruhi atau merusak lingkungan. Menurut beliau pembangunan merupakan suatu kebebasan.


Ecovillage tidak jauh dari pembangunan pedesaan. Biasanya pembangunan dipedasaan mengalami kegagalan karena tidak mau mendengarkan apa mau rakyat. Pembangunan pedesaan harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat lokal. Konsep-konsep pembangunan berkelanjutan hanya merupakan alat untuk fokus pada perumusan strategi-strategi. Strategi pembangunan ecovillage yaitu pembangunan berbasis konservasi Sumber Daya Alam, membangun kewirausahaan, pembangunan kluster dan pendekatan bioregion. Dalam akhir pembicaraannya beliau mengatakan bahwa kunci utama Ecovillage kita harus memanfaatkan sumberdaya yang ada bukan mengambil sumber daya yang ada.
Pada sesi pertama yang bertemakan “Perkembangan Teknologi Pengolahan Limbah dan Remediasi sebagai Solusi Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Indonesia” terdapat dua orang pembicara :
Pembicara 1: Dr.Ir.Arief Sabdo Yuwono, M.Sc
Pembicara 2: Rofiq Iqbal S.T. M.Eng, Ph.D.


Dalam kesempatannya mereka menyampaikan mengenai permasalahan limbah di Indonesia dan membandingkannya dengan negara negara luar seperti jepang dan jerman serta bagaimana penanggulangannya secara visibel. Di Jepang pemerintahannya melakukan proteksi lingkungang agar tidak ada pencemeran lagi, kemudian dibuatlah disana penyaringan air agar air limbah menjadi bersih dan siap untuk langsung diminum. Kalau di Jerman disana pengelolaan limbah bisa di konversikan menjadi energi listrik. Sedangkan di Indonesia sendiri tepatnya di Cileungsi ada lapangan sepak bola, dimana dibawah lapangan tersebut merupakan tempat mendaur ulang yang di daur menjadi kapsul-kapsul.


Mereka juga menyampaikan bahwa pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia  bukan karena salah atau kurangnya peraturan, tetapi karena kurangnya penerapan, pengawasan dan kesadaran pada diri masing-masing. Mereka berpesan bahwa kita harus memiliki konstribusi diri sendiri terhadap lingkungan sebelum meminta orang lain. Kalau kita terus menunggu kita tidak akan bisa. Kita harus memulai dari sekarang, memulai dari diri sendiri, dan dari hal yang kecil seperti memilah sampah dan menanam tanaman.
          Pada sesi kedua yang bertemakan "Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Ecovillage sebagai pengendali Pencemaran dan Peningkatan Kualitas Pembangunan" disesi kedua ini terdapat dua pembicara:
Pembicara 1: Prof.Dr.Ir.Budi Indra Setiawan,M.Agr
Pembicara 2: Ir.Bintang Nugraha


Ecovillage merupakan Komunitas tradisional yang dibentuk melalui proses kebersamaan. Ecovillage Muncul di tahun 1980 sebagai solusi alternatif terhadap budaya dan eksploitas sumber budaya alam, ecovillage Mendukung kehidupan sosial budaya yang berupaya mencapai keselarasan budaya dan kelestarian ekosistem.


*Dimensi Ekologi
 -budidaya tanaman untuk produksi pangan organik memeannuhi kebutuhan pangan
-bangun rumah yang berbahan baku adaptif
-lindungi keanekaragaman hayati
-promosikan prinsip bisnis yang ramah lingkungan
-kaji daur hidupsemua produk yang digunakan dari aspek sosial,spiritual dan sosiologi
-jaga tanah air dan udara melalui kelola limbah dan energi



Jadi, intinya mereka menyampaikan konsep ecovillage muncul sebagai solusi alternatif terhadap budaya konsumerisme dan eksploitasi Sumber Daya Alam yang diharapkan dapat mendukung kehidupan sosial budaya yang berkualitas tinggi. Wujud dari ecovillage itu sendiri merupakan komunitas dimana para anggotanya mendapat dukungan dan bertanggung jawab terhadap mereka yang disekitarnya. Anggota komunitas tidak terlalu banyak sehingga saling mengenal, saling membantu, merasa nyaman dan didengar pendapatnya. Komunitas bisa hidup bila anda selalu melakukan inovasi-inovasi. Dalam akhir pembicaraannya mereka juga berpesan agar kita harus optimis berkontribusi menjaga lingkungan. Apa yang kita lakukan hari ini pasti berdampak digenerasi selanjutnya.


Komentar

Postingan Populer